Kamis, 26 Mei 2016

Hai Hujan, Guyur Aku Lagi


Akhir bulan lalu kami janjian libur bareng. Singkat cerita, kami sepakat untuk memesan libur pada tanggal 30 dan 31 Mei. Rencananya akan berlibur keliling ke beberapa pulau, di Kepulauan Seribu. Sementara sudah ada tiga orang yang sudah siap berangkat, termasuk kami.

Tapi rencana berantakan. Redaktur tidak menyetujui semua reporter memesan libur pada waktu itu. Pada pertengahan bulan, kami memutuskan untuk membatalkan rencana liburan. Kami berencana beralih keliling Jakarta berdua pada tanggal itu.

Kami sudah merencanakan banyak hal. Satu di antaranya menunggu rilis film My Stupid Boss dan menonton bintang di Planetarium. Rencana itu selalu tertunda karena kami sama sekali tak pernah ketemu. Suatu waktu, ia mendadak bertugas ke luar kota. Kemudian disusul aku yang beranjak keluar kota.

Tapi masalahnya, bukan itu. Masalahnya adalah kami tidak bisa menonton film My Stupid Boss atau menonton bintang di planetarium. Dalam waktu dekat itu takkan terjadi, dia tak diperbolehkan ke mana-mana. Akhir pekan lalu kami bolak-balik ke dokter. Dia agak bandel untuk urusan yang satu ini. Saya paham, mengingat pengalaman masa kecilnya yang sering bolak-balik rumah sakit.

Tapi gerah juga dengan kebandelannya. Sampai aku harus memelas di depan kosnya semalaman agar dia bersedia ke dokter. Saat itu semalaman, Jakarta diguyur hujan. Tapi pada pukul 02.00 WIB dia luluh juga, menenteng payung dan menemuiku. Dokter klinik bilang kalau hanya radang biasa.

Setelah beberapa kali ke dokter, rasanya masih tak enak. Ada yang tak beres. Aku meminta untuk periksa ke rumah sakit, dan memesan agar libur. Sampai akhirnya dia dirawat di rumah sakit. Aku melihat dia tertidur pulas di atas ranjang dengan infus terpasang di lengan kiri dan gelang pasien di tangan kanannya.

Beberapa kali dia sempat terbangun, bahkan dia berulah lagi. Tiba-tiba di tengah malam bangun dari tempat tidur untuk menurunkan ranjang agar horisontal. Aku marah, kenapa tidak membangunkanku. Aku sudah mewanti-wantinya. Dia hanya tersenyum. Malam itu terasa sunyi bagi kami.

Translate