Selasa, 02 Agustus 2016

Abad Pencerahan, Berkembangnya Rasionalisme dan Sosiosentrisme

blogspot


Ada tiga arus utama dalam perjalanan teori sosial di dunia, khususnya dalam filsafat Barat. Menurut Seidman, ketiga arus itu adalah sosiosentris pencerahan, tradisi revolusioner, dan romantisisme. Karl Marx melatarbelakangi itu dan menyebut perubahan sosial itu sebagai produk atau materialisme.

Arus Pencerahan diperkirakan terjadi sekitar abad ke-18. Di mana para pemikir eropa berusaha mengubah pola pikir. Dengan cara memisahkan pengaruh-pengaruh keagamaan di pemerintahan. Sebelum ini terjadi, ada juga sebuah gerakan budaya yang berkembang pada abad ke-14 yang disebut Renaissance di Italia. Gerakan ini disebut sebagai upaya secara intelektual untuk belajar dan meningkatkan sekulerisme.

Di sini masyarakat mulai memahami pentingnya diskusi ilmiah. Diperkirakan masa produktif masa pencerahan terjadi di sekitar 1687 hingga 1789 masehi. Gerakan ini awalnya digelorakan untuk menentang dominasi agama, saat itu menganggap ilmu sebagai sihir. Ada berbagai persoalan lain, di mana orang-orang saat itu telah meninggalkan teori klasik.

Di era pencerahan, ada dua arus utama yang berkembang saat itu di Eropa. Pertama adalah arus obyektivis dan arus sosiosentris. Kata Seidman, obyektivis itu seperti menggabungkan rasionalisme dan empiris. Tapi ada kritikan terkait kelemahan rasionalisme dan empiris terkait pemahaman objek di luar dari cakupan rasionalitas.

Misalnya saja, bagaimana anda memastikan bahwa mimpi adalah representasi dari kehidupan sosial yang sudah dialami oleh seseorang. Sigmund Freud mengatakan mimpi seperti jalan bebas hambatan seseorang menuju alam bawah sadar. Mimpi dikatakan dia sebagai manifestasi keinginan alam bawah sadar. Tapi bagaimana Freud mengatakan itu rasionalitas? Ada banyak hal lain, yang tidak bisa dijangkau hanya dengan rasionalitas.

Sedangkan sosisentris memulai dengan asumsi bahwa manusia hanya terbentuk dalam masyarakat. Seidman berpendapat, sosiosentris mengkritik keras terhadap individualisme yang melekat dalam teori kontra-sosial, egosentrisme. Termasuk juga gambaran pra-sosial individu yang melekat di banyak teori.

Dalam teori psikologi, egosentrisme adalah sifat dasar manusia, begitu juga sosiosentrisme. Freud memprakarsai pemikiran ini, tentang ego bergulat dengan dorongan seksual bawah sadar. Di sisi yang lain ada tuntutan-tuntutan yang timbul dari superego untuk mengekang dan menyangkal. Beberapa pengkritik psikoanalisis berupaya mempertahankan sisi kritis dan radikal doktrin Freud untuk menganalisis wacana subjektivitas dan hasrat.

Sebenarnya dari sini ada garis pemisah yang tegas antara pramodern dan modern. Mitos yang berkembang, masyarakat modern lebiih harmonis dan bersatu tanpa perubahan dan konflik budaya. Sementara masyarakat modernlah yang terobsesi dengan kekuasaan, makin beraneka-ragam, dan transformatif. Garis besarnya, Eropa lama dulu bertumpu pada kekeliuargaan, tanah, agama, komunitas lokal, dan kekuasaan monarki. Sementara setelah abad ke-18 selesai, datanglah modernitas ditandai dengan adanya demokratisasi dan industrialisasi.

*resensi bacaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate