Senin, 24 Maret 2014

Acuhkan Suryadharma Ali, Din Syamsuddin Pilih Jokowi



opinion leader, analist, and investigation report
FOTO: www.jurnalhajiumroh.com
TIME DOCUMENTARY— Perlakuan berbeda ditunjukkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsudin saat memberikan dukungan Calon Presiden (Capres) 2014, Jokowi dengan Suryhadarma Ali. Seperti yang terlihat pada Kamis (20/3) lalu saat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali, meminta dukungan terhadap Din Syamsuddin dalam pencaturan pemilu 2014.

Seperti dilansir dari merdeka.com, lazimnya tokoh ulama Muhammadiyah, Din pun menanggapi positif kedatangan Suryadharma Ali ke kantornya tersebut. Dalam kesempatan itu Din juga mengatakan akan mendukung dan mendoakan PPP di pemilu mendatang. "Kita hanya bisa mendoakan, karena kita hanya tentang dakwah bukan politik," ujarnya pasif.

Setelah Suryadharma Ali memohon kepada Din agar turun gunung untuk mendukung partai bersimbol ka’bah itu, Din justru melontarkan kalimat dengan lelucon. "Saya lihat di survei, saya sempat masuk menjadi cawapres PPP, alhamdulillah saya tersanjung. Semoga bisa terwujud," ucapnya lalu tertawa.

Namun sikap Din, terlihat berbeda saat tokoh Muhammadiyah itu bertemu dengan Capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi). Din tampak menyanjung Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sikap kepedulian Din, itu ditunjukkan dengan mengaku bahwa jamaah Muhammadiyah banyak yang senang pada Jokowi. Seperti yang dikutip dari tribunnews.com. "Jamaah Muhammadiyah itu banyak yang senang dengan pak Jokowi," ujarnya se-usai bertemu Jokowi di kantor Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis lalu.

Din menjelaskan, Jokowi juga memiliki kedekatan dengan warga Muhammadiyah. Kedekatan itu terjalin bukan ketika Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, tetapi ketika Jokowi masih menjabat sebagai Walikota Solo. "Pak Jokowi enggak banyak yang tahu, bahwa dia sudah akrab dengan Muhammadiyah. Paling tidak acara Muhammadiyah yang saya datangi, beliau ada sehingga saya sudah kenal lama juga," ucap Din.

Karena kedekatan itu, Din menceritakan bahkan Ibunda Jokowi aktif di pengajian Muhammadiyah Solo. "Keluarganya, ibu kandungnya, menurut Pak Jokowi, sering ikut pengajian Ahad pagi di Muhammadiyah Solo. Istrinya (Iriana) bahkan membangun joglo di SD Alam Muhammadiyah di Solo," kata Din.
Namun kepada kompas.com Din Syamsuddin membantah ada deal politik dalam pertemuannya dengan Jokowi pada Kamis lalu itu. Ia mengatakan, pertemuan tersebut merupakan sebuah silaturahim biasa. "Deal itu kalau dilakukan di tempat tersembunyi. Ini kan tempat pertemuannya terbuka dihadiri banyak orang," kata Din di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (21/3).

Meski saat ini Jokowi sudah resmi diusung oleh PDI-P sebagai bakal capres, menurut Din, dalam pertemuan kemarin, kapasitas Jokowi ialah sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Belum ada pembicaraan tegas dan jelas soal capres dan cawapres sebab belum waktunya. Pak Jokowi bertemu dalam kapasitas sebagai gubernur Jakarta. Dia kan belum definitif ditetapkan KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai capres," ujar Din.
Ia menambahkan, tak ada pembicaraan soal capres dalam pertemuan itu. Menurut Din, dia dan Jokowi hanya membicarakan soal peran Muhammadiyah yang ingin ikut membangun DKI Jakarta. "Misalnya soal rencana merenovasi pusat dakwah Muhammadiyah agar diberikan IMB (izin mendirikan bangunan). Lalu, soal pendidikan dan kesehatan. Muhammadiyah kan banyak sekolah di Jakarta, kita juga punya rumah sakit," cerita dia.

Lagi pula, kata Din, sebagai organisasi Islam, tidak benar jika Muhammadiyah berpihak mendukung partai atau tokoh politik tertentu. "Kalau secara individual mendukung tidak apa-apa. Tapi, kalau secara organisasi, tidak boleh. Dan perlu dicatat, kami juga pernah bertemu dengan tokoh politik lainnya, ada Pak Prabowo, Aburizal. Siapa pun yang datang kami terima itu sebagai silaturahim baik antara sesama anak bangsa," tambah Din. (vit)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate